Jumat, 17 Juli 2015.
Tanggal itu menjadi salah
satu tanggal paling bersejarah dalam hidup saya. Bagaimana tidak... tepat pada
hari itu, di hari pertama Hari Raya Idul Fitri 1436H, saya memutuskan untuk ‘menutup diri’
saya dengan mulai menggunakan hijab.. Alhamdulillah... Akhirnyaaaa Cikaaaaa.... *tepuk tangan sendirian*
Banyak yang mengucapkan selamat, baik secara langsung maupun melalui media social, mereka pada umumnya memberikan komen pada foto yang baru saya upload, alhamdulillah komen diiringi dengan ucapan syukur dan doa agar saya senantiasa istiqomah. Insya Allah, amiinn.. Tidak sedikit pula dari mereka yang terkejut dengan keputusan saya, karena tahu benar bagaimana saya sebelumnya, berangkat kerja rapih dengan sackdress selutut dan blazer, tak ketinggalan high heels, dan rambut yang dicatok superrr rapihh lengkap dengan make up yang komplit dari primer sampai blush on. Maklum saya Marcomm :D Lalu jangan heran juga kalau ada yang kurang setuju dengan keputusan saya untuk memakai hijab, mungkin mereka itu begitu senangnya dengan penampilan duniawi saya itu. Miris sekali yah, he he
Banyak yang mengucapkan selamat, baik secara langsung maupun melalui media social, mereka pada umumnya memberikan komen pada foto yang baru saya upload, alhamdulillah komen diiringi dengan ucapan syukur dan doa agar saya senantiasa istiqomah. Insya Allah, amiinn.. Tidak sedikit pula dari mereka yang terkejut dengan keputusan saya, karena tahu benar bagaimana saya sebelumnya, berangkat kerja rapih dengan sackdress selutut dan blazer, tak ketinggalan high heels, dan rambut yang dicatok superrr rapihh lengkap dengan make up yang komplit dari primer sampai blush on. Maklum saya Marcomm :D Lalu jangan heran juga kalau ada yang kurang setuju dengan keputusan saya untuk memakai hijab, mungkin mereka itu begitu senangnya dengan penampilan duniawi saya itu. Miris sekali yah, he he
Saya tau saya sangat sangat
sangat terlambat.. saya akui saya menyesal. Butuh waktu 17 tahun dari masa puber saya (ini yang menjadi penanda mulai diwajibkannya
seorang wanita muslim untuk mulai mengenakan hijab - yaitu saat haid pertama
saya di usia 12 tahun) hingga akhirnya saya memutuskan untuk ‘menutup’ diri
saya di usia 30 tahun kurang satu bulan. Bayangkan, butuh waktu 17 tahun, luar biasa lamanya. Betapa besarnya dosa saya dimata
Allah SWT. Astaghfirullah al adzim...
Sungguh saya menyesali
keterlambatan itu, tetapi… di sisi lain, saya yakin Allah SWT Maha Pengasih,
Maha Penyayang, Maha Pengampun, Maha Pemaaf kepada umat nya yang mau berupaya,
berusaha keras untuk berubah dan belajar memperbaiki diri. Insya Allah.
Banyak teman-teman yang
kemudian mengirimkan pesan via Line atau Whatsapp, menanyakan apa sebenarnya
latar belakang perubahan ‘drastis’ saya. Terutama yang sudah mengenal saya
sejak lama, banyak sekali yang kemudian bertanya kepada saya bagaimana saya
memutuskan untuk berhijab, kapan ‘titik balik’ saya. Kemana Cika yang dulu, yang eksis dengan RAMBUT CATOKAN nya... Sebagian teman-teman lain yang mengirimkan pesan kepada saya adalah mereka-mereka yang sedang diambang kegalauan untuk YA atau TIDAK menggunakan
hijab. Mereka butuh..... istilahnya.... masukkan dan sedikit tambahan inspirasi untuk
meng-GOL-kan kegalauan mereka.
Oke, jadi begini... dapat saya katakan, sebagian
besar keputusan saya untuk berhijab adalah dipengaruhi oleh suami saya. Ya, Muhammad Surya, lelaki kesayangan saya. he he..
Bukan, Anda salah kalau mengira suami saya menyuruh saya memakai hijab. Tidak.. tidak sama sekali. Dia hanya, mengingatkan. Bukan, bukan mengingatkan saya untuk segera memakai hijab, tetapi mengingatkan saya, bahwa ada kehidupan setelah mati, bahwa hidup di dunia ini hanya sesaat, bahwa kehidupan sesungguhnya adalah akhirat, bahwa apa yang kita lakukan di dunia ini kelak akan dipertanggungjawabkan di akhirat, bahwa apa yang kita kerjakan di dunia ini adalah bekal kita di akhirat kelak, dan seterusnya.
Bukan, Anda salah kalau mengira suami saya menyuruh saya memakai hijab. Tidak.. tidak sama sekali. Dia hanya, mengingatkan. Bukan, bukan mengingatkan saya untuk segera memakai hijab, tetapi mengingatkan saya, bahwa ada kehidupan setelah mati, bahwa hidup di dunia ini hanya sesaat, bahwa kehidupan sesungguhnya adalah akhirat, bahwa apa yang kita lakukan di dunia ini kelak akan dipertanggungjawabkan di akhirat, bahwa apa yang kita kerjakan di dunia ini adalah bekal kita di akhirat kelak, dan seterusnya.
Diskusi mengenai akhirat dan
kehidupan setelah mati kemudian menjadi topik favorit kami di waktu luang,
terutama saat sedang berdua di mobil, dalam perjalanan menuju kantor dan
sepulang dari kantor menuju rumah. (Surya selalu mengantar dan menjemput saya saat sedang off dari lokasi, perjalan di mobil adalah ME TIME kita sebelum akhirnya sampai di rumah dan unyel2an dengan si Kakak.. waktu itu belum ada Khansa ^_^)
Dari diskusi ini, lama
kelamaan saya semakin menemukan keindahan Islam.. bahwa SUBHANALLAH ternyata
segala sesuatu nya sudah diatur dalam Al-Quran, bahwa untuk segala pertanyaan dan kegalauan temukanlah jawabannya dalam Al-Quran, bahwa sesungguhnya segala
sesuatu nya akan kembali kepada-Nya. Dari situ saya tersadar, mengapa
salah satu kewajiban yang UTAMA justru belum juga saya lakukan, yaitu menutup aurat saya. Betapa
besarnya dosa saya selama ini mengumbar aurat saya.
Selain itu… ada satu hal lagi
yang juga menambah keyakinan saya, yang selalu saya sampaikan kepada teman-teman yang bertanya, terutama mereka yang sudah menikah… yaitu detik ketika akad nikah kami selesai, ketika
semua saksi menyatakan bahwa akad nikah kami adalah SAH dan diiringi ucapan alhamdulillah dari seluruh keluarga, disitulah tanggung
jawab atas diri saya telah berpindah dari kedua orang tua saya kepada suami
saya. Ya, saya pernah mendengar, sering mendengar lebih tepatnya, bahwa dosa seorang istri itu ditanggung suaminya. Pengertiannya seperti ini.. dosa suami kita akan bertambah apabila ia lalai mengingatkan
istri nya untuk berbuat kebaikan sesuai dengan syariat-Nya, salah satunya adalah
kewajiban berhijab bagi setiap perempuan yang sudah baligh. Bertambah-tambah lah dosanya apabila ia tidak mengingatkan sang istri untuk menutup auratnya dan apabila ia menikmati dan terlebih lagi berbangga diri ketika aurat istrinya dipertontonkan kepada orang lain selain dia. Wallahu a'lam.
Atas dasar cinta dan sayang
saya kepada suami saya, dan tak ingin dosa nya bertambah-tambah karena lalai
untuk terus mengingatkan istrinya berbuat kebaikan. Maka saya berharap
keputusan saya untuk berhijab, akan membantu mengurangi dosa nya. Dan kelak, saya
berharap, kami berdua akan dipertemukan dan disatukan kembali dalam surga nya.
Amin, amin, amiin… ya rabbal alamiin…
Lalu alasan lainnya, seringkali saya berkata saya ingin anak saya menjadi anak yang solehah.. Dari sebelum dia lahir ke dunia saya berdoa ingin punya anak yang solehah, tiap habis sholat saya berdoa agar Aqila menjadi anak yang solehah, tiap ulang tahun saya berdoa agar Aqila menjadi anak yang solehah. Lha, lalu si anak ini memangnya contohnya siapa? Tetangganya? nggak mungkin kan.. contoh dan idol dia kelak kan insya Allah pasti saya.. *ehem* nah, ini gimana anaknya mau solehah kalo ibu nya aja kemana-mana masih pakai dress selutut, dada masih kebuka-buka.. definisi solehah itu lalu apa? bukan hanya sekedar hafal surat-surat kan, tetapi juga baik budi pekertinya, sopan perilaku nya, sopan berpakaiannya. Jadi intinya, saya ngebut, sebelum Aqila kadung udah gede dan bertanya-tanya "kenapa emak gue kayak begini modelnya??" lebih baik saya bergegas mempersiapkan diri secepat mungkin, he he Jadilah seorang wanita yang sebagaimana Anda ingin anak Anda jadi nantinya, karena buah jatuh tak jauh dari pohon nya.
Lalu alasan lainnya, seringkali saya berkata saya ingin anak saya menjadi anak yang solehah.. Dari sebelum dia lahir ke dunia saya berdoa ingin punya anak yang solehah, tiap habis sholat saya berdoa agar Aqila menjadi anak yang solehah, tiap ulang tahun saya berdoa agar Aqila menjadi anak yang solehah. Lha, lalu si anak ini memangnya contohnya siapa? Tetangganya? nggak mungkin kan.. contoh dan idol dia kelak kan insya Allah pasti saya.. *ehem* nah, ini gimana anaknya mau solehah kalo ibu nya aja kemana-mana masih pakai dress selutut, dada masih kebuka-buka.. definisi solehah itu lalu apa? bukan hanya sekedar hafal surat-surat kan, tetapi juga baik budi pekertinya, sopan perilaku nya, sopan berpakaiannya. Jadi intinya, saya ngebut, sebelum Aqila kadung udah gede dan bertanya-tanya "kenapa emak gue kayak begini modelnya??" lebih baik saya bergegas mempersiapkan diri secepat mungkin, he he Jadilah seorang wanita yang sebagaimana Anda ingin anak Anda jadi nantinya, karena buah jatuh tak jauh dari pohon nya.
Sebagai tambahan, kebanyakan orang berkata "saya belum siap (menjadi orang baik) dan menggunakan hijab, nanti ya kalau saya sudah siap." Dulu saya termasuk golongan orang-orang itu.. itu juga jawaban saya apabila ada yang bertanya kapan saya akan berhijab. Duilee Ciikk.. nunggu siap kapan siapnyaaa?? Tetapi setelah menjalani nya, saya tau bahwa ungkapan itu salah besar. Berhijablah teman, maka kamu akan menjadi orang yang lebih baik karena jilbab adalah reminder yang luar biasa, kemanapun kamu melangkah.
Saya memiliki seorang sahabat sejak kecil, sudah seperti saudara kandung saya sendiri, namanya Citra, yang kemudian saya panggil Kakak karena usianya yang lebih tua dari saya beberapa bulan. Sedari kecil kita selalu bersama, gede sama-sama, main sama-sama, walaupun pada akhirnya kita tidak selalu bisa terus bersama karena Kakak pada akhirnya masuk sekolah lebih dulu daripada saya. Tahun lalu, di bulan puasa, sebelum saya pakai hijab, saya lihat di profile picture BBM dan di Facebook foto Kakak yang tiba-tiba mengenakan hijab. Saya ikut terkejut juga waktu itu, agak kaget karena nggak nyangka juga Kakak pakai hijab sebagaimana orang nggak nyangka saya pakai hijab. Kakak juga lah salah satu orang yang kemudian menginspirasi saya untuk segera menyusul dia. Dalam hati saya, Kakak bisa berubah, kenapa saya tidak? Alhamdulillah sekarang kami sama-sama sudah berhijab.
Tulisan ini saya buat hanya bertujuan untuk berbagi cerita, karena banyak yang bertanya mengenai keputusan saya. Mohon maaf
untuk kekurangannya, saya hanyalah manusia biasa. Jauh dari kesempurnaan. Saya juga masih banyak belajar. Memakai hijab pun, belum sempurna. Saya hanya berharap tulisan ini dapat menginspirasi
teman-teman muslimah saya yang belum berhijab, untuk mari kita bersama-sama
belajar dan mempersiapkan kehidupan setelah mati kita. Ingat bahwa dunia hanya
sesaat, tetapi akhirat itu, SELAMANYA….
---------
Kamu seorang muslim? Iya saya muslimah.
Kamu percaya ada kehidupan setelah mati? Iya saya percaya.
Kamu percaya tentang akhirat? Iya saya percaya.
Kamu percaya ada surga dan neraka? Iya saya percaya.
Lalu kenapa kamu belum juga mempersiapkannya? Apa tidak ingin masuk surga?
---------
Kamu seorang muslim? Iya saya muslimah.
Kamu percaya ada kehidupan setelah mati? Iya saya percaya.
Kamu percaya tentang akhirat? Iya saya percaya.
Kamu percaya ada surga dan neraka? Iya saya percaya.
Lalu kenapa kamu belum juga mempersiapkannya? Apa tidak ingin masuk surga?
No comments:
Post a Comment