Monday, February 22, 2016

Wisata Kuliner Ke Kota Bogor

Yeaay! Senang sekali karena hari Minggu kemarin, Ayah, Ibun, Aqila dan Mbak Tina habis jalan-jalan ke kota Bogor.. Sejak malem minggu nya Ibun memang udah kepikiran pengen bawa Aqila jalan-jalan ke tempat yang jarang dikunjungi, karena kebetulan juga Ayah sedang off di Jakarta, jadi bisa jalan-jalan yang agak-agak jauh he he.

Dari hasil diskusi dan browsing-browsing sama Ayah, akhirnya ketok palu di hari Minggu paginya kalau kita mau jalan-jalan sekalian wisata kuliner ke kota Bogor aja.. Kebeneran banget dari malem nya si Ayah lagi ngidam Soto Mie Bogor dan belom dapet juga.. Jadilah kita bergegas mandi dan siap-siap untuk berangkat ke Bogor.

Kita berangkat dari rumah sekitar jam setengah Sembilan pagi. Ibun udah lumayan deg-degan juga takut kesiangan, takut macet tapi bismillah aja toh nggak ada yang diburu-buru karena niatnya pengen jalan-jalan santai aja. Check di Waze, estimasi sampai di Bogor sekitar satu jam-an. Setengah perjalanan sepanjang tol Jorr – TB Simatupang Alhamdulillah lancar, lalu kita sempat mampir sebentar di Rest Area Km 10, karena Ibun yang udah hamil besar lumayan sering bolak-balik ke toilet.

Mendung di perjalanan menuju ke Bogor.. Adeemmm... ^_^


Aqila bobok sepanjang perjalanan dari Jakarta sampai ke Bogor, Alhamdulillah...

Lanjut perjalan ke Bogor, Ibun bertugas untuk browsing destinasi pertama yaitu Soto Mie Bogor. Setelah Tanya sana-sini via status di Facebook dan hasil browsing ke beberapa website, pilihan kami jatuh kepada Soto Mie Bogor Mang Ohim di Taman Cimanggu. Lokasinya sekitar 5 kilometer dari awal masuk kota Bogor dan mudah dijangkau dengan bantuan aplikasi Waze. Tempatnya warung sederhana biasa tapi Soto Mie nya enak! Apalagi potongan risol nya yang kriukk kriuukk… kuahnya segeerrrr dan dagingnya banyakk.. Passs banget buat sarapan pagi, dikasih sambel dan kecap yang banyak, he he Harga per porsi nya sekitar Rp 15,000. Untuk total makan kami bertiga, yaitu 3 porsi utuh, 1 porsi setengah untuk Aqila dan tiga gelas teh totalnya Rp 58,000. Berikut penampakan tempat dan soto mie nya. Definitely bakal balik lagi next time!

Soto Mie Mang Ohim dengan kuah yang segerrr, daging yg banyak dan risol yang kriukk kriukk...
Warung yang sederhana tapi bersih dan nyaman...


Selesai berburu soto mie, kami pun bergerak ke arah balik menuju jajaran factory outlet di Jalan Raya Pajajaran, tidak lupa mampir ke Macaroni Panggang (MP) di Jalan Salak No. 24 untuk beli oleh-oleh buat Nenek dan orang rumah. Macaroni panggang sebagai signature dish nya terdiri dari dua macam menu yaitu yang biasa dan special. MP biasa hanya berisi daging giling dan diatasnya ditaburi keju. Sedangkan yang special dilengkapi dengan smoked beef dan jamur, juga taburan keju di bagian atasnya. Untuk ukuran medium, MP biasa dibanderol dengan harga Rp 67.000 dan untuk MP special nya Rp 125.000.




Selesai beli oleh-oleh di MP, kami pun menyusuri FO satu persatu, mulai dari Raja FO, B.Boss dan Lumbung Padi. Kebeneran memang pengen cari-cari baju hari-hari Aqila dan Kakak Moura (keponakanku). Alhamdulillah dapet yang cocok dan lucu-lucu beberapa pasang.

Cukup berbelanja di FO, kami pun bergegas mencari makan siang karena waktu sudah menunjukkan pukul satu siang. Bermodalkan Google dan Waze, browsing sana-sini, akhirnya kami memutuskan untuk lunch di Gili-gili Restaurant di Jalan Raya Pajajaran No. 69. Lokasinya dari arah masuk kota Bogor ambil belok kiri, sekitar 800 meter, restoran ada di sebelah kiri jalan. Atau kalau bergerak dari jajaran FO, tinggal luruuuss saja kea rah keluar kota Bogor, ambil putaran balik lalu belok kiri kea rah Jalan Raya Pajajaran.

Restorannya besar dan luas, dilengkapi dengan saung-saung dan area bermain anak-anak, sangat recommended untuk rombongan keluarga. Disana kami memesan tiga porsi Nasi Timbel Komplit Ayam Bakar untuk Ibun, Ayah dan Mbak Tina, Pepes Oncom, Nasi Goreng Ayam untuk Aqila dan tiga gelas Tah Manis. Total nya Rp 220.000. Worth the price untuk rasa makanan yang enak dan suasana resto yang bagus dan rapi.

super excited Aqilaa ^_^
Nasi Timbel Komplit Ayam Bakar


Nasgor Ayam



Selesai makan, kami pun bergerak kembali ke arah Jakarta, mampir ke rumah Nenek untuk mengantarkan oleh-oleh dari Bogor. Alhamdulillah perjalanan kali ini super happy dan menyenangkan. Ibun dan dedek bayi di perut happy -happy Mommy happy Baby-, Ayah juga happy -dibuktikan dari nggak berhenti-berhenti makan sepanjang perjalanan- hihihi, Aqila happy banget lompat sana sini dan Mbak Tina yang ternyata Perdana jalan-jalan ke kota Bogor. Alhamdulillah.. Semoga ada kesempatan dan senantiasa diberikan kesehatan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata lainnya… ^_^

Tuesday, February 16, 2016

Menu Masakan Satu Minggu Special Untuk Ayah

Seperti biasa, H-1 jadwal off si Ayah, saya selalu disibukkan dengan 'games' menyusun menu masakan sehat dan lezat untuk dua minggu selama Ayah berlibur di Jakarta. Mendengar menu makanan si Ayah yang itu-itu saja selama di lokasi menjadi trigger untuk saya menyusun menu sedemikian rupa agar Ayah bisa makan dengan lahap dan nikmat.

Menu Ayah pastinya akan didominasi dengan tempe, karena itu adalah makanan favoritnya. Selain itu, sebisa mungkin saya meminimalkan menu balado dalam rangka mengurangi asupan minyak berlebihan. Sayur akan lebih didominasi dengan sayur kuah bening seperti sop dan bening bayam, walaupun tetap saya bonus kan sayur lodeh di hari ke-11. Semua masakan tumisan akan di tumis dengan extra light olive oil. Untuk sambal belacan (terasi) Medan dan kerupuk sebisa mungkin selalu disediakan setiap hari.

Berikut menu nya, sederhana, namun insya Allah lezat dan sehat... ^_^



Friday, February 5, 2016

Anak vs. Gadget

Rabu pagi, 4 Februari 2016.

Ditengah-tengah aktivitas di kantor, ketak-ketik keyboard, tiba-tiba iphone bergetar, gue lirik ke layar iphone, masuk pesan Whatsapp dari Kakak kedua gue, Mbak Titi, alias Mbat.

Sesibuk-sibuknya gue kerja, gue paling nggak mungkin nggak buka pesan yang datangnya dari keluarga.

Berikut isi whatsapp nya..

“Keren nih transtv”
“Acara basa basi nya cici panda”
“Tema nya anakku gadget addict”
“Kayak qila yang diambil gadget,trs dia nangis”
“Maksimal anak main gadget 2jam/hari”
“Anak diatas 2thn dibatasi 2jam/hari. Per 30 menit istirahat”
“Efek penggunaan gadget berlebihan : gangguan pendengaran, mengurangi kepekaan terhadap lingkungan, mata kering, nyari punggung”
“Penyakit yang menyerang anak dalam penggunaan gadget berlebihan : Nomophobia, texting thumb (tendinitis), insomnia”
“Terlalu banyak nonton tv pun nggak bagus kata dokter anaknya”

Pertama kali baca, sekilas aja, karena lagi sambil serius kerja. Baca kedua kali, mulai deh, kerja sambil agak kepikiran. Baca ketiga, bener-bener baca, dan stop kerja. Mulai deh, galau ala ibu-ibu muda jaman sekarang, agak feeling guilty karena sampai sekarang masih meninggalkan anak di rumah dan ‘mempercayakan’ perkembangannya kepada si Mbak. Memang sih… semua under perintah dari saya sebelum berangkat kerja, tentang apa saja yang harus dilakukan Aqila hari ini, tetapi we never know what really happens in home kan… selama kita nggak lihat langsung dengan mata kepala sendiri via CCTV misalnya.

Issue mengenai hubungan istimewa antara anak dengan gadget memang kerap kali menjadi pembicaraan yang hangat di kalangan ibu-ibu muda. Banyak penelitian dilakukan dan hasil studi diterbitkan oleh para Dokter Anak dan Psikolog untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan serta batasan-batasan kewajaran dalam penggunaan gadget pada anak-anak.

Saya sendiri mulai meperkenalkan gadget pada Aqila ketika ia memasuki usia satu tahun empat bulan. Ipad adalah gadget yang saya perkenalkan. Didalamnya saya download mostly aplikasi nursery rhymes dan games untuk anak-anak balita. Tidak ada batasan khusus mengenai kapan waktu nya boleh main ipad dan tidak juga saya batasi durasi nya. Saya bebas-bebas saja…



Ipad kemudian menjadi semacam ‘senjata’ ampuh untuk Aqila agar bisa diam saat makan, minum susu dan saat kita sedang makan di restoran. Sepertinya sangat membantu bukan? Bayangkan, makan, minum susu dan acara di restoran ‘bebas’ dari segala ‘gangguan’.

Sampai pada akhirnya, sekitar bulan dua bulan yang lalu, saat usia Aqila memasuki dua tahun setengah atau kurang lebih satu tahun sejak gadget diperkenalkan kepadanya, saya memustuskan untuk berhenti memberikan ipad kepada Aqila. Alasannya simple saja, saya lihat Aqila cenderung menjadi cengeng dan mudah marah dengan kebiasaannya bermain ipad.

Segala sesuatu yang ada di dalam ipad itu begitu mudah diperintah. Mau bukan aplikasi tinggal pencet, mau digeser, tinggal geser, mau tutup aplikasi tinggal pencet, mau ubah aplikasi tinggal pencet sana-sini. Kemudahan-kemudahan itulah yang pada akhirnya membuat Aqila mudah menyerah dan marah ketika melakukan hal lain diluar gadget yang ia rasakan sulit, misalnya, membuka kemasan, menarik benda, mengubah susunan mainan, dll. Melihatnya marah-marah nggak jelas ketika menemukan kesulitan membulatkan tekad saya untuk ‘melepaskannya’ dari ‘asyiknya bermain gadget’.

Cara melepasnya juga tidak susah, saya hanya diam-diam menyimpan ipad ke dalam lemari. Alhamdulillah Aqila nggak sampai kecarian juga, seolah lupa dengan ipad.

Memang, sesekali Aqila masih bertemu dengan gadget, tapi bukan ipad nya, melainkan iphone Ayah atau Bunda nya yang nggak sengaja terletak di tempat tidur *he he* atau gadget Nenek, Atok atau Tante nya. Kalau hanya sesekali masih saya biarkan yang penting tidak lama-lama, karena biasanya hanya saat weekend menginap di rumah Nenek.

Bagi Buibu pro gadget, saya akui,  banyak juga manfaat yang baik yang saya lihat dari penggunaan gadget terutama untuk kemampuan Bahasa inggris, alphabetical, mengenal warna, hewan dan bentuk dalam Bahasa inggris. Sebagai gantinya, saya kemudian memasang fasilitas youtube di tv kabel, setidaknya untuk mengganti chanel Aqila harus meminta bantuan orang lain. Itu pun juga kini penggunaannya mulai saya batasi.

Selain itu, mainan baru, seperti cat air khusus untuk balita dan beberapa jenis permainan baru saya penuhi untuk menyibukkan motorik dan daya imajinasi nya. Juga buku-buku cerita anak yang mengandung pesan moral. Saya biarkan dia lebih banyak main masak-masakan dan berinteraksi dengan si Mbak selama saya tinggal bekerja. Alhamdulillah perkembangan Aqila sejauh ini masih sesuai dengan fase umur nya. Main masak-masakan favoritnya juga dapat membantu meningkatkan kecerdasan nya dan terutama interaksi sosial dengan lawan mainnya.

Isu Yang Meresahkan

  Isu Kemanusiaan Bikin Baper   Siswi SMP dipergoki sedang menerima panggilan pria hidung belang. Seorang anak tega membunuh ibunya ka...