Sebuah Catatan Harian Untuk Ayah

Tidak seperti malam-malam sebelumnya, kali ini saya berjanji akan menulis setelah menidurkan Aqila. Biasanya, sekitar pukul sembilan malam, saya akan bersama-sama dengan Aqila, membaca doa tidur lalu terlelap bersama. Tapi malam ini saya akan coba menahan kantuk untuk sebuah tulisan yang mungkin nggak penting-penting amat.

Dalam tulisan kali ini saya mau menceritakan kegiatan saya dari awal sampai di penghujung hari ini, Sabtu, 16 Mei 2015.

Tadi pagi, saya bangun sekitar pukul setengah tujuh lewat lima belas menit. Kebetulan sedang kedatangan tamu jadi tidak perlu bangun terlalu subuh. Begitu bangun, saya gendong Aqila yang juga baru saja bangun untuk turun kebawah. Sampai dibawah saya bawa Aqila masuk ke kamar Nenek nya, kemudian saya beranjak ke dapur untuk cek makanan Aqila seperti biasanya. Hari ini si Teteh (baby sitter Aqila) izin mau pulang ke Bandung menjumpai anak-anaknya. Jadilah hari itu sedari pagi saya sudah mulai menyiapkan mental untuk menghadapi Miss Aqila tanpa si Mbak. Bismillah..

Sekitar pukul tujuh lewat, saya mengantar Teteh sampai depan komplek. Sesampainya dirumah, saya liat Aqila sedang main dengan sepupu-sepupunya, Abang Radi dan Kakak Moura, ceritanya mereka lagi senam pagi. Segera saya buatkan susu hangat untuk Aqila dan segera saya suapi pelan-pelan. Alhamdulillah habis satu gelas.

Selesai minum susu, karena bajunya juga sudah agak basah kena cipratan susu, kemudian saya berencana untuk langsung memandikan Aqila. Tetapi Ayah saya yang melihat saya belum juga sarapan pagi, kemudian berinisiatif membantu memandikan Aqila (hanya memandikan saja lhoo.. tidak memakaikan baju --memang biasanya begitu). Saya pun mengambil baju, diaper, bedak, telon dan menyiapkannya diatas tempat tidur. Sambil menunggu Aqila dimandikan Atok nya, saya bergegas ke meja makan dan melahap Mie Ayam buatan Ayah saya dengan tergesa-gesa, karena saya tau benar waktu makan saya adalah hanya selama Aqila dimandikan Atok nya. Dan benar saja, tidak begitu lama, Aqila sudah keluar dari kamar dengan handuk dibadannya. Alhamdulillah kebetulan banget saya bakat makan cepat jadi Mie Ayam nya sudah tinggal sedikit.

Saya pun lalu bergegas memakaikan baju Aqila. Sambil memakaikan baju, perut terasa melilit pertanda saya makan terlalu cepat, banyak dan pedas sehingga lambung saya kaget. Tapi saya abaikan --sudah mulai terbiasa dengan penyakit lambung ini. Selesai memakaikan baju, kemudian Aqila saya dudukkan di stroller dan saya bawa jalan-jalan di sekitar rumah.. Pikir saya, sambil jemur Aqila kena matahari pagi, sambil saya nurunin makanan.

Cukup berjalan-jalan, kami pun kembali kerumah. Aqila saya dudukan didepan TV dan saya pasangkan channel Disney Junior. Kemudian saya ke dapur mengambil dan menyiapkan makanannya. Menunya, nasi kukus udang dengan kuah kaldu ceker ayam. Lalu saya suapi Aqila perlahan-lahan, dan cukup lama. (Saya pun terpaksa menunda jadwal pertemuan saya dengan Magician yang akan tampil di booth kami di pameran IPA di JCC minggu depan. Janji yang semula jam 10 pagi saya mundurkan ke jam 2 siang.) Mungkin karena masih agak kenyang dengan susu tadi pagi, Aqila ogah-ogahan makan dan hanya habis setengah porsi dari yang saya ambilkan.

Tidak kehabisan akal, saya pun lalu mengajaknya ke kulkas. Aqila mengambil keju blok favoritnya dan juga buah pear xiang li. Lumayan pikir saya, ada tambahan yang dia makan. Melihat Qila sudah aman dengan buah, saya pun lalu menitipkan Aqila pada Ibu saya dan saya bergegas mandi dan bersiap-siap karena hari ini akan ada beberapa agenda yang harus diselesaikan.

Selesai mandi, saya pun bergegas kebawah lagi untuk mengecek Aqila. Alhamdulillah saya lihat Aqila sudah tertidur bersama Nenek. Saya pun bergegas berangkat untuk menyelesaikan agenda pertama hari ini: memesan pintu dapur dan jendela dapur. Sampai di Yanti Jaya (tukang kayu langganan) saya pun menjelaskan bentuk pintu dan jendela yang saya inginkan, nego-nego sedikit dan alhamdulillah dapat diskon sekitar Rp 200,000. Selesai di Yanti Jaya, agenda kedua saya adalah memesan teralis ke Pak Haji Mamat tepat disebelah Yanti Jaya. Tetapi karena parkiran Yanti Jaya yang sempit saya pun terpaksa memindahkan mobil saya ke penjahit Ricci (juga penjahit langganan) tidak jauh dari situ. Setelah parkir saya menyeberang jalan dan menemui Pak Haji Mamat untuk memberikan desain teralis rumah yang saya inginkan. Selesai urusan dengan Pak Haji Mamat, saya kembali ke Uda Ricci penjahit untuk memastikan seragam IPA sudah selesai.

Selesai agenda ketiga dengan Uda Ricci, saya pun bergerak ke DAN-DAN, untuk beli beberapa stock bulu mata untuk IPA minggu depan. Dari DAN-DAN saya bergerak kembali kearah rumah, dan ternyata agak lupa kalau Ibu saya titip dibelikan lauk pauk di RM Padang langganan. Sudah kepalang tanggung arah mobil kearah pulang, saya pun sekalian mengambil uang di ATM depan komplek, dan transfer uang material bangunan dan upah tukang ke rekening Ayah saya. Dari ATM saya menuju ke RM Padang, tidak dapat parkir lagi, saya pun nekat numpang parkir di Alfa Mart sebelahnya. Setelah selesai belanja lauk pauk, saya terpaksa beli roti dan selai karena sudah kepalang tanggung parkir di Alfa.

Sesampainya dirumah, saya cek Aqila sudah bangun, saya tanya ke Ibu saya dia baru saja bangun dan habis makan pisang dan roti, lalu sibuk main iPad. Saya pun memanfaatkan moment itu untuk segera makan siang. Agak kalap karena ternyata sudah jam setengah satu siang. Sambil makan, sambil nyuapin Aqila yang ternyata tertarik liat ayam goreng Padang.

Selesai makan, kami semua lalu bersiap-siap untuk pergi ke Bintaro. Segera saya siapkan makanan dan susu Aqila yang akan dibawa pergi. Setelah menyiapkan, saya bawa Aqila keatas untuk ganti baju dan diaper, sambil menyiapkan tas jalannya yang berisi stock baju, singlet, diaper, lap, telon, bedak dan handuk. Sampai dibawah, sambil mengawasi Aqila dari jauh sambil saya melipat stroller, memasukkannya kedalam mobil, sekaligus memasukkan tas jalan Aqila dan stock makanan minumannya. Jakarta hari ini terasa panas sekali, tak terasa keringat mengucur membasahi kaos yang saya pakai hari itu. Kalau sudah begini kerasa sekali kalau lagi nggak ada si Mbak, semua dikerjakan sendiri.

Tepat pukul setengah dua, kami jalan menuju Dunkin Donut Bintaro tempat janjian saya dengan sang Magician. Sejalan menuju ke Dunkin Donut, saya mampir ke toko keramik langganan untuk cek kapan barang saya akan diantar. "Hari Senin Bu.." kata cici toko nya. Oke deh, saya lanjut ke Dunkin Donut. Disana, saya bertemu dengan namanya Pak Benny. Sambil diskusi menjelaskan seperti apa event IPA itu, sambil terdengar jelas teriakan-teriakan Aqila yang sibuk lari sana lari sini didalam Dunkin Donut. Sehingga butuh tambahan effort juga untuk saya sedikit memperbesar volume suara saya untuk berdiskusi dengan Pak Benny. *fiuuhh* diskusi dengan background suara Aqila berlangsung sekitar kurang lebih setengah jam. Akhirnya, kami pun berpamitan pulang.

Keluar dari Dunkin Donut, kami pun menuju rumah Fiore untuk cek progress renovasi rumah hari ini. Panas terasa makin panas dengan adegan gendong Qila sana-sini. Cek dapur, cek plafond, cek kamar mandi atas, dll. DONE! Saya pun pamit pulang ke Ayah saya yang sudah resmi diangkat menjadi Kepala Mandor disana sejak sebulan yang lalu, LOL :D "Eeeittss", katanya, "uang gaji tukang minggu ini manaa?" "Lha, kan tadi udah adek transfer ke rekening BCA Atok.. gimana dong..". Trus jawab Atok, "Yaa gimana dong, ambilah sana.." sambil ngasih ATM BCA dia dan nagsih tau pin nya. Dalem hati saya, haduuh bolak balik iniiii.. Tetapi tanpa banyak pilihan dan ba bi bu, akhirnya saya pergi juga ke ATM di HERO Emerald, sama Mbat, Moura dan Aqila. (gotong sana gotong sini) dan balik lah kami ke Fiore ngasih uang tersebut ke Atok. Nenek memutuskan untuk stay juga disana ngawasin tukang. Alhasil saya cabut cuma sama Mbat, Moura yang letoy karena lagi agak demam dan tentunya Miss Aqila.

Dari Fiore, kita langsung menuju Carefour sektor 9. Aqila didorong pakai stroller, udah ga sanggup gendong dia terlalu lama lagi muter-muterin Carefour. Disitu saya belanja choco bar dan permen untuk IPA. Pilih ini pilih itu, sana sini, akhirnya sepakat dengan pilihan Mbat dan bayar. Fish bowl yang kami cari-cari di Carefour nggak ketemu juga, terpaksa lah dari Carefour kita menuju ACE Hardware sektor 9. Masih dengan adegan gendong Aqila sana sini, naik turun tangga ACE. Tapi alhamdulillah dapat fish bowl nya. Lanjut mampir ke Bookmark di Ruko Kebayoran, cari kertas HVS yang 100 gram untuk print feedback form buat IPA. Ternyata nggak ada juga HVS 100 gram disana. Karena udah desperate, antara capek, panas, haus dan Aqila mulai rewel (mungkin karena haus juga, keringetan-risih baju lembap dan kayaknya laper) akhirnya kita mutusin untuk lanjut balik ke rumah Graha. Emang rencana kesana karena ada beberapa barang ketinggalan yang harus diambil.

Sampai di Graha, tentunya fokus pertama saya adalah Aqila, sementara Mbat langsung buat teh hangat untuk Moura. Saya buka baju Aqila, saya mandikan bersih-bersih, kasih minyak telon, bedak, dan saya pakaikan baju yang nyaman. Suer memang hari ini gerah sekali deh.. Selesai Aqila mandi, saya lalu menyiapkan makanannya, nasi udang yang dibawa tadi saya panaskan kembali di wajan saya jadikan semi nasi goreng mentega (Blue Band) dan saya gorengkan telur Ayam kampung sebagai tambahannya. Alhamdulillah, makannya banyak dan lahap sekali, mungkin anak ini memang lapar makanya dia rewel sepanjang jalan tadi.

Aqila sudah mandi, sudah makan. Saya pun bergegas mandi karena rasanya belum pernah segerah itu. Selsai mandi, lalu, "Oke, sekarang giliran saya menyiapkan barang-barang yang ketinggalan.." satu persatu saya pastikan kembali, saya cross check ke catatan saya di Memo iPhone. Catokan, susu, kuteks, passport lama.. Eh, passport lama nya dimana ya.. cari sana sini, Aqila mulai rewel abis makan haus dan minta nenen. "Sebentar Qila.. ibun lagi cari passport dulu yaa.." Eh rewel nya makin keras.. akhirnya saya give up dan kasih nenen sambil cari passport di brankas. Bisa dibayangin nggak cari passport, bongkar brangkas sambil nenenin Aqila.. :D

Alhamdulillah akhirnya dengan segala kerempongan dan "kehebohan", akhirnya passport ketemu. Saya langsung menginstruksikan kepada Mbat dan Moura untuk kita siap-siap pulang. Mbat cuci sedikit piring kotor dibelakang, saya buang sampah sisa diaper Aqila, beresin tas Aqila dan memastikan sekali lagi tidak ada yang ketinggalan.

Okesip kami jalan pulang. Sepanjang jalan pulang Moura sudah teler karena sebelum pulang saya kasih obat demam Proris Aqila dirumah. Tetapi lain Moura, si Miss Aqila ini justru rewel sepanjang jalan dari Graha menuju kerumah Nenek. Saya dan Mbat pun kehabisan akal dibuatnya. Pasang DVD Frozen nggak mau, ditunjukkin ini itu dipinggir jalan cuma membuat dia diam sesaat lalu rewel lagi. Haduuh... bolak balik minta duduk sama saya padahal saya lagi nyetir. Akhirnya saya ceritakan ke Mama Titi tentang bagaimana Aqila ketakutan pas liat hewan-hewan di Taman Safari waktu jalan-jalan ke Puncak kemarin. Eh alhamdulillah sekitar lima menit cerita, Aqila tertidur. Oh ternyata dia lelah dan (sudah kenyang). Sampai dirumah Nenek, untuk sementara Aqila ditidurkan di kamar Nenek karena saya belum makan.

Ditengah nikmatnya makan nasi goreng buatan Atok, tiba-tiba..."Ngeeeeekkk..." terdengar suara Aqila nangis dikamar Nenek. Memang sih ada Nenek dikamar nungguin Qila tidur, tapi naluri Ibu membawa saya kesana. Saya nenenin siapa tau masih bisa lanjut tidur. Tapi karena Aqila dengar ada suara Abang dan Kakak Moura, dia jadi bangun dan minta main lagi. Ya sudahlah kebeneran juga Aqila belum ganti baju tidur. Sambil saya lanjutkan sisa nasi goreng yang saya tinggalkan.

Selesai saya makan, saya buatkan susu Aqila dan saya suapi pelan-pelan alhamdulillah susunya habis. Lalu Aqila saya bawa kekamar untuk ganti baju tidur dan lanjut bobok. Kemudian nenen sampai ledesss sekitar 1 jam-an, nggak juga tidur. Puter sana puter sini, kiri kanan kiri kanan, nggak juga tidur. Mungkin jadi nggak ngantuk karena sempat tidur di perjalanan pulang tadi. Jadi deh kita sempet main kekamar Mama Titi dan nggak ngantuk juga. Saya bawa balik ke kamar, kasih nenen lagi, dan alhamdulillah walau ledesss sekitar 15 menit akhirnya Aqila tidur juga.

Sampai detik saya menulis ini, masih terus saya awasi dari nyamuk-nyamuk yang nakal.. Jangan gigit anak saya, gigit saya saja..

Tiada hari tanpa pelajaran yang bisa dipetik --setidaknya itu yang diajarkan kepada saya di kelas Leadership dulu. Dan hari ini, saya tahu, menjadi Ibu, sebagaimana pun keribetannya, seberapapun lelahnya, tidak punya SEDIKIT PUN alasan untuk mengeluh dan berpamrih, karena, ITULAH IBU. Nikmati saja menjadi Ibu. Karena Surga di telapak kaki Ibu, Insya Allah.

Ibun, tersenyum lah Ibun, tersenyum lah didalam kelelahan, kesedihan dan kekecewaanmu.


Dengan penuh cinta,
Bunda

Comments

Popular Posts