Tantangan Mamah Gajah Bercerita bulan Mei 2024
Week 1
Tema : Mudik
-----
“Kakak, ayo mulai belajar packing sendiri bajunya. Caranya dipilih-pilih dulu bajunya yang mana yang mau dibawa ke Medan, terus susun dulu diatas tempat tidur sebelum dimasukkin ke koper. Jangan sampai ada yang ketinggalan, bajunya, celananya, gamisnya, jilbabnya, dalaman jilbabnya, celana dalamnya. Ayo, Kakak kan sudah besar, sudah harus tanggung jawab sama barangnya sendiri.”
Perkenalkan, namanya Surya, pria asal Medan yang alhamdulillah kunikahi dua belas tahun yang lalu. Si penggemar berat nasi goreng yang sukses menjadikan aku Ibu dari tiga orang anak yang memiliki marga batak di belakang nama mereka. Kalau lagi cerewet seperti itu, dia selalu sukses mengingatkan aku kepada mamanya, Ibu mertuaku. Jujur, mengingat beliau saja sudah berhasil membuat perutku mulas dan jantungku berdebar.
Aku yang sedang duduk di ruang tamu, melirik kearah Aqila yang menutup buku Harry Potternya sambil merengut dan berjalan lunglai menuju kamarnya. Hari libur adalah waktunya menikmati buku-buku kesayangan Putri Sulungku ini dan sekarang dia malah sedang menuju kamar untuk tugas packing yang dia tau betul percuma karena ujung-ujungnya akan dirubah juga oleh Ibunya. Tapi mematuhi perintah Ayah, adalah prioritas nomor satu baginya.
Aku tersenyum kecut melihatnya. Ibun tau rasanya, Kak, ujarku dalam hati. Sabar ya Kak, kataku lagi dalam hati lalu kembali melanjutkan nonton televisi. Masih H-7 mudik dan si Ayah sudah bawel dengan segala persiapan mudik ke kampungnya. Oh, sungguh tipikal Surya Siregar sekali.
Hallo, namaku Cika, anak pejabat, peranakan-Jawa-Batak yang selalu santai dalam segala situasi. Lahir dan besar dari keluarga yang cenderung santai dan selalu ceria membuatku cuma tersenyum ketir setiap kali Surya sudah mengajak packing di H-7 keberangkatan. Bagiku, waktu yang paling tepat untuk packing adalah H-1. Tidak bisa ditawar.
Tahun ini, adalah giliran kami berlebaran di rumah mertuaku di Medan. Alhamdulillah Medannya Medan kota. Kami tidak perlu menelusuri pelosok-pelosok provinsi Sumatera Utara untuk bisa bertemu dengan orang tua Surya, Opung dari anak-anak. Kalaupun anak-anak sedang bosan di rumah Opung, Medan punya banyak pilihan mal yang bagus untuk jalan-jalan dan berbelanja. Medan pun terkenal sebagai salah satu surga kuliner Indonesia, yang semakin membuat anak-anak betah kalau sedang mudik kesana.
Sayangnya kenyataan dan kemudahan itu tidak menyurutkan hatiku dari perasaan cemas akan bertemu dengan Ibu mertuaku. Masih terekam dengan jelas dalam ingatanku bagaimana ekspresi wajahnya saat terakhir kali meninggalkan rumahku enam bulan yang lalu. Datar, tanpa senyuman perpisahan. Walau dalam dua belas tahun pernikahan konflik mertua-menantu itu bukanlah yang pertama, tapi semua menantu di dunia ini pasti tahu benar, konflik dengan mertua sungguh bukanlah pilihan yang bijak tapi lebih kepada kenyataan yang terkadang tak bisa dihindari.
Tapi rasa-rasanya, di dunia ini tidak ada orang tua yang betul-betul membenci anak, juga menantu apalagi cucunya. Dalam diamnya, mereka tak pernah berhenti memanjatkan doa, menembus langit ketujuh memohon kesehatan, perlindungan dan segala kemudahan dari Allah untuk kita, anak, menantu dan cucu-cucunya. Setiap langkah suamiku dalam bekerja mencari nafkah, setiap langkahku sebagi seorang istri dan ibu, dan setiap langkah anak-anak ke sekolah menunut ilmu, tentunya tak pernah terlepas dari doa kedua orang tua.
~~
“Assalammualaikum. Sehat Mama, sehat Papa?” Sapaan khas orang Medan sambil kucium tangan Ibu dan Bapak mertuaku. Kucium pipi Mama dan dapat kurasakan sambutan hangatnya yang begitu merindukan kehadiran anak, menantu dan cucu-cucunya.
Lenyap sudah semua konflik dan ketegangan enam bulan yang lalu, berbalut kemesraan bulan suci Ramadhan dan masakan khas Ibu mertua kala menyambut anak, menantu dan cucu-cucunya yang siap kami santap saat berbuka puasa nanti. Itulah kasih sayang seorang Ibu. Bagaimanapun perih hatinya, Ia tetaplah sosok yang paling memaafkan dan penyayang.
Kupandangi wajahnya yang mulai tua. Kupandangi cara Surya dan Ibunya saling bertatapan dengan penuh kerinduan. Itulah cinta pertamanya. Itulah pintu surganya.
Maafkan Cika, ya Mama. Cika sayang Mama.
No comments:
Post a Comment